DAN SEMINAR KEFARMASIAN
------------------------------------------------------------------------------------
Peranan Apoteker Dalam Pencegahan Kanker Serviks
Minggu, 22 November 2015 - STIKES BHAMADA SLAWI -
Sampai saat ini, kanker mulut rahim masih merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang tinggi Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopatologi, dan derajat pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis penderita.
Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim setiap tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17 rumah sakit di Jakarta 1977, kanker serviks menduduki urutan pertama, yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan.
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
Setiap wanita beresiko terjangkit kanker serviks selama hidup mereka tanpa memandang usia dan gaya hidup. Ini dikarenakan HPV merupakan visus yang umum dan mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Meski dalam berhubungan intim, pasangan dari wanita tersebut sudah mengenakan kondom, namun sayangnya penyebaran HPV tak dapat sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi HPV.
Dengan latar belakang pemikiran di atas, maka kita perlu lebih erat lagi dalam membahas segala permasalahan dikalangan rekan – rekan sejawat profesi apoteker guna untuk menjadi profesionalisme yang mandiri dan berdikari. PC IAI Kabupaten menyelenggarakan kegiatan yaitu berupa RAKERCAB yang dilanjutkan dengan Seminar Kefarmasian. Oleh karena itu, PC IAI Kabupaten Tegal merasa perlu memfasilitasi upgrade wawasan para apoteker mengenai Farmakoterapi dan Peranan Apoteker dalam Pencegahan Kanker Serviks agar semakin mampu melaksanakan kefarmasian yang profesional di tengah masyarakat dengan tetap mengindahkan kode etik profesinya. (kk, 21-11-15).
Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim setiap tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17 rumah sakit di Jakarta 1977, kanker serviks menduduki urutan pertama, yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan.
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
Setiap wanita beresiko terjangkit kanker serviks selama hidup mereka tanpa memandang usia dan gaya hidup. Ini dikarenakan HPV merupakan visus yang umum dan mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Meski dalam berhubungan intim, pasangan dari wanita tersebut sudah mengenakan kondom, namun sayangnya penyebaran HPV tak dapat sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi HPV.
Dengan latar belakang pemikiran di atas, maka kita perlu lebih erat lagi dalam membahas segala permasalahan dikalangan rekan – rekan sejawat profesi apoteker guna untuk menjadi profesionalisme yang mandiri dan berdikari. PC IAI Kabupaten menyelenggarakan kegiatan yaitu berupa RAKERCAB yang dilanjutkan dengan Seminar Kefarmasian. Oleh karena itu, PC IAI Kabupaten Tegal merasa perlu memfasilitasi upgrade wawasan para apoteker mengenai Farmakoterapi dan Peranan Apoteker dalam Pencegahan Kanker Serviks agar semakin mampu melaksanakan kefarmasian yang profesional di tengah masyarakat dengan tetap mengindahkan kode etik profesinya. (kk, 21-11-15).
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang selalu disebarkan dan diamalkansecara terus menerus. Bagi Rekan sejawat yang ingin mendownload materi seminar
1. dr. Lisdayanti, Sp.OG bisa di download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar